Sabtu, 04 Maret 2017

Perbedaan dan Batasan antara Karya Sastra dan Karya Ilmiah


Perbedaan dan batasan antara karya sastra dan karya ilmiah

Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sedangkan karya ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, dan penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yag bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

Tujuan karya satra :
Sebagai media hiburan
Sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan
Sebagai alat untuk menyampaikan nasihat
Sebagai alat untuk melestarikan budaya
Tujuan karya ilmiah :
Memberi penjelasan
Memberi komentar atau penilaian
Memberi saran
Menyampaikan sanggahan
Serta membuktikan hipotesa

Bahasa dalam karya sastra penuh ambiguitas dan homonim serta memiliki kategori-kategori yang tak beraturan dan tak rasional. Bahasa sastra penuh dengan asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya yang diciptakan sebelumnya, dan bahasa sastra juga bukan sekedar bahasa referntial, yang mengacu pada satu hal tertentu. Bahasa sastra berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca. Yang dipentingkan dalam bahasa sastra adalah tanda, simbolisme suara dari kata-kata. Sedangkan karya ilmiah menggunakan bahasa yang bersifat teknis, seperti data, fakta, sumber primer, bukti, dan contoh. Karya ilmiah ditulis dalam kalimatbiasa, memakai kata-kata denotatif, menyampaikan informasi, dan seterusnya. bahasa ilmiah juga cenderung menyerupai sistem tanda matematika atau logika simbolis. Ada kecocokan antara tanda (sign) dan yang diacu (referent). Tanda sepenuhnya bersifat arbitrary (dipilih secara kebetulan, tanpa aturan tertentu). Jadi, dapat diganti oleh tanda lain yang sama artinya.

Karya sastra dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni karya sastra imajinatif dan karya sastra nonimajinatif. Ciri karya sastra imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih menonjolkan sifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Sedangkan ciri karya sastra nonimajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, cenderung menggunakan bahasa denotatif, dan tetap memenuhi syarat-syarat estetika seni.
Pembagian genre sastra imajinatif dapat dirangkumkan dalam bentuk puisi, fiksi atau prosa naratif, dan drama. Penjelasan tentang ketiga karya sastra ini akan kita kupas secara terperinci.
1. Puisi
Puisi adalah rangkaian kata yang sangat padu. Oleh karena itu, kejelasan sebuah puisi sangat bergantung pada ketepatan penggunaan kata serta kepaduan yang membentuknya.
2. Fiksi atau prosa naratif.
Fiksi atau prosa naratif adalah karangan yang bersifat menjelaskan secara terurai mengenai suatu masalah atau hal atau peristiwa dan lain-lain. Fiksi pada dasarnya terbagi menjadi novel, roman, dan cerita pendek.
Suroto dalam bukunya yang berjudul "Apresiasi Sastra Indonesia" menjelaskan secara terperinci tentang pengertian tiga genre yang termasuk dalam prosa naratif berikut ini.
a. Novel
Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita). Dikatakan kejadian yang luar biasa karena dari kejadian ini lahir suatu konflik, suatu pertikaian, yang mengalihkan jurusan nasib para tokoh. Novel hanya menceritakan salah satu segi kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa, yang mengakibatkan terjadinya perubahan nasib.
b. Roman
Istilah roman berasal dari genre romance dari Abad Pertengahan, yang merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda, Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan yang lain. Ada sedikit perbedaan antara roman dan novel, yakni bahwa bentuk novel lebih pendek dibanding dengan roman, tetapi ukuran luasnya unsur cerita hampir sama. c. Cerita pendek. Cerita atau cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia -- pelaku/tokoh dalam cerita tersebut. Dalam karangan tersebut terdapat pula peristiwa lain tetapi peristiwa tersebut tidak dikembangkan, sehingga kehadirannya hanya sekadar sebagai pendukung peristiwa pokok agar cerita tampak wajar. Ini berarti cerita hanya dikonsentrasikan pada suatu peristiwa yang menjadi pokok ceritanya.

3. Drama
Genre sastra imajinatif yang ketiga adalah drama. Drama adalah karya sastra yang mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai dasar untuk dipentaskan. Dengan demikian, tujuan drama bukanlah untuk dibaca seperti orang membaca novel atau puisi. Drama yang sebenarnya adalah kalau naskah sastra tadi telah dipentaskan. Tetapi bagaimanapun, naskah tertulis drama selalu dimasukkan sebagai karya sastra.
Selanjutnya adalah pembagian genre sastra nonimajinatif, di mana kadar fakta dalam genre sastra ini agak menonjol. Sastrawan bekerja berdasarkan fakta atau kenyataan yang benar-benar ada dan terjadi sepanjang yang mampu diperolehnya. Penyajiannya dalam bentuk sastra disertai oleh daya imajinasinya, yang memang menjadi ciri khas karya sastra. Genre yang termasuk dalam karya sastra nonimajinatif, yaitu:
Esai
Esai adalah karangan pendek tentang sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi manusia. Dalam esai, baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar dengan jelas, sebab esai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap sesuatu fakta.
Kritik
Kritik adalah analisis untuk menilai sesuatu karya seni, dalam hal ini karya sastra. Jadi, karya kritik sebenarnya termasuk argumentasi dengan faktanya sebuah karya sastra, sebab kritik berakhir dengan sebuah kesimpulan analisis. Tujuan kritik tidak hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar dan salahnya sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya adalah mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin, dan juga mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
Biografi
Biografi atau riwayat hidup adalah cerita tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain. Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya. Teknik penyusunan riwayat hidup itu biasanya kronologis yakni dimulai dari kelahirannya, masa kanak-kanak, masa muda, dewasa, dan akhir hayatnya. Sebuah karya biografi biasanya menyangkut kehidupan tokoh-tokoh penting dalam masyarakat atau tokoh-tokoh sejarah.
Autobiografi
Autobiografi adalah biografi yang ditulis oleh tokohnya sendiri, atau kadang-kadang ditulis oleh orang lain atas penuturan dan sepengetahuan tokohnya. Kelebihan autobiografi adalah bahwa peristiwa-peristiwa kecil yang tidak diketahui orang lain, karena tidak ada bukti yang dapat diungkapkan. Begitu pula sikap, pendapat, dan perasaan tokoh yang tak pernah diketahui orang lain dapat diungkapkan.
Sejarah
Sejarah adalah cerita tentang zaman lampau sesuatu masyarakat berdasarkan sumber-sumber tertulis maupun tidak tertulis. Meskipun karya sejarah berdasarkan fakta yang diperoleh dari beberapa sumber, namun penyajiannya tidak pernah lepas dari unsur khayali pengarangnya. Fakta sejarah biasanya terbatas dan tidak lengkap, sehingga untuk menggambarkan zaman lampau itu, pengarang perlu merekonstruksinya berdasarkan daya khayal atau imajinasinya, sehingga peristiwa itu menjadi lengkap dan terpahami.
Memoar
Memoar pada dasarnya adalah sebuah autobiografi, yakni riwayat yang ditulis oleh tokohnya sendiri. Bedanya, memoar terbatas pada sepenggal pengalaman tokohnya, misalnya peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh selama Perang Dunia II saja. Fakta dalam memoar itu unsur imajinasi penulisnya ikut berperanan.
Catatan Harian
Catatan harian adalah catatan seseorang tentang dirinya atau lingkungan hidupnya yang ditulis secara teratur. Catatan harian sering dinilai berkadar sastra karena ditulis secara jujur, spontan, sehingga menghasilkan ungkapan-ungkapan pribadi yang asli dan jernih, yakni salah satu kualitas yang dihargai dalam sastra.
Surat-Surat
Surat tokoh tertentu untuk orang-orang lain dapat dinilai sebagai karya sastra, karena kualitas yang sama seperti terdapat dalam catatan harian.

Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :
a. Skripsi Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
b. Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. c. Disertasi Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.

Perbedaan dan batasan karya sastra lama dengan karya sastra modern

SASTRA LAMA
Sastra lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh, Aceh.
Ciri dari satra lama yaitu :
Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
Istanasentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
Tema karangan bersifat fantastis
Karangan berbentuk tradisional
Proses perkembangannya statis
Bahasa klise
Contoh karya sastra lama : fabel, sage, mantra, gurindam, pantun, syair, dan lain-lain.


Fabel, diambil dari bahasa belanda adalah cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya.
Sage, dongeng tentang kepahlawanan, keperkasaan, serta kesaktian raja, pengeran atau tokoh-tokoh tertentu.
Mantra, bisa diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung  kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahsa Nusantara.
Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengn kedatangan Islam.
SASTRA BARU
Sastra baru adalah karya sastra yang telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga tidak asli lagi.
Ciri dari sastra baru yakni :
Pengarang dikenal oleh masyarakat luas
Bahasanya tidak klise
Proses perkembangan dinamis
Tema karangan bersifat rasional
Bersifat modern/ tidak tradisional
Masyarakat sentris (berkutat pada masalah kemasyarakatan)
Contoh karya sastra baru : novel, biografi, cerpen, drama, soneta dan lain sebagainya.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerit
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Drama adalah suatu karya sastra yang memiliki  bagian untuk diperankan oleh aktor.
Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.
SASTRA MODERN
Sastra modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh unsur intrinsik dan menggunakan bahasa/kata yang terpilih, diksi yang tepat. Mempunyai bahasa tuturan dan dialog (dalam prosa dan drama) yang bertujuan untuk dibaca/didengar orang lain agar mereka mendapat hiburan atau nasihat. Bentuknya dapat berupa puisi, prosa, atau drama.
Ciri-ciri karya sastra modern yakni :
Gaya yang aktif dan romantis
Dinamis dalam tema dan bahasa
Tema memperjuangkan masalah kebudayaan, bahasa, dan masyarakat sentris
Pengarang diketahui dengan jelas
Perodisasi sastra modern :
Pujangga baru (tahun 1930/1933)
Angkatan ‘45
Angkatan ’50-‘60an
Angkatan ’66-‘70
Angkatan dasawarsa ’80-an
Angkatan reformasi
Ankatan 2000-an
Cyber sastra



Daftar pustaka

Irawati, Retno Purnama dan Siminto.2009.Pengantar Memahami Sastra.
http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra
http://ismatantawi.blogspot.com/2009/05/fungsi-karya-sastra.html
http://zulfahmited.blogspot.com/2012/11/bahasa-indonesia-batasan-ciri-dan-jenis.html
http://weblogask.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-karya-ilmiah.html





















Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.