Kamis, 13 April 2017





ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH ALI DALAM FILM THE CHILDREN OF HEAVEN BERDASARKAN TEORI HUMANISTIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah  Nusus Adabiyah
Dosen Pengampu: Retno Purnama Irawati, S.S., M.A.


Oleh:
Endah Rahmawati
(2303413001)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Walgito (2004:10) mengemukakan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas yang dipandang sebagai manifestasi dari kehidupan psikis manusia. Ilmu psikologi melihat bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme dianggap tidak muncul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsang yang mengenai individu atau organisme itu. Perilaku atau aktivitas dianggap sebagai jawaban atau respon terhadap stimulus yang mengenainya.
Pendekatan psikologi sastra memiliki kelebihan karena lebih fokus mengkaji aspek perwatakan. Peneliti memilih untuk menganalisis film The Children of Heaven karena film The Children of Heaven merupakan film anak-anak yang bernafaskan Islam dengan tema yang sederhana namun penuh penyampaian pesan pendidikan dan moral tanpa dibuat-buat.
Menariknya film ini karena menceritakan tentang seorang anak asal Timur Tengah. Anak itu bernama Ali, ia yang memiliki rasa kasih sayang yang tinggi kepada adiknya yaitu Zahra serta selalu patuh kepada kedua orang tuanya.

Rumusan Masalah.
Peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu,
bagaimanakah kondisi psikologis tokoh Ali dalam film The Children of Heaven berdasarkan teori humanistik?

Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan untuk mengetahui kondisi psikologis tokoh Ali dalam film The Children of Heaven berdasarkan teori humanistik

KAJIAN PUSTAKA
Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah interdisiplin ilmu antara psikologi dan sastra.Purwanto (2007:1) berpendapat bahwa psikologi berati ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang dimaksud dengan tingkah laku disini ialah segala kegiatan, tindakan, perbuatan manusia baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk di dalamnya: cara ia berbicara, berjalan, berfikir/mengambil keputusan, cara ia melakukan sesuatu, cara bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya maupun dari dalam dirinya.

FILM
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) film adalah sebuah  selaput tipis berbahan seluloid yang dipakai untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek gambar. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera. 

Menurut  Effendy, film adalah gambaran secara teatrikal yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop atau televisi atau bisa berbentuk sinetron seri di televisi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa film adalah sebuah potret cerita kehidupan yang digambarkan oleh sebuah objek yang dimainkan di bioskop, televisi, atau media lain.

FILM THE CHILDREN OF HEAVEN
Film ini mengambil latar di negara Timur Tengah, negara Iran tepatnya (namun bukan di kotanya, melainkan di daerah pinggiran) dengan setting waktu sekitar tahun 1997-an.  Diawali dengan tukang sol yang sedang memperbaiki sepatu butut berwarna pink, yang merupakan sepatunya Zahra, adik Ali. Sekalian berbelanja di pasar, Ali mengambil sepatu pink tersebut, namun sayang ketika sedang berbelanja kentang di sebuah toko, sepatu yang disisipkan di antara sela-sela dagangan toko tersebut diambil oleh seorang pemulung bergerobak (dengan meminta izin empunya toko). Ali bingung ketika mendapati tidak ada lagi sepatu adiknya yang telah dijanjikan akan dia bawa pulang untuk dipakai sekolah keesokan harinya.
Karena takut akan kemarahan ayah dan ibunya, serta tidak ingin menambah beban keluarga, Ali meminta adikknya, Zahra, agar tutup mulut. Ali berjanji akan mencari sepatu tersebut sampai dapat. Namun sampai malampun tidak diketemukannya, sampai akhirnya Ali dimarahi oleh ayahnya. Dimarahi bukan karena menghilangkan sepatu (karena ayahnya tidak tahu) melainkan karena meninggalkan ibunya bekerja sendirian.
Ketika ayahnya sedang memecah gula (dalam film ini gulanya berupa gula batu yang nantinya akan digunakan untuk minum dalam pengajian di masjid), terlihat betapa keluarga tersebut sangat menjaga amanah, ketika sedang kekurangan gula mereka tidak mau mengambil secuil gulapun dari situ.
Sambil belajar, kedua anak itu memikirkan bagaimana caranya mereka berdua dapat bersekolah dengan menggunakan sepatu keesokan harinya, sebagai gambaran, si Zahra masuk sekolah pagi dan si Ali masuk sekolah siang. Selisih waktu antara selesainya kelas Zahra dan masuknya kelas Ali tidak banyak, diputuskan untuk saling bergantian memakai sepatu Ali yang masih ada, dipakai Zahra paginya, ketika pulang Ali akan menanti di gang untuk bergantian sepatu dan berlari sekuat tenaga ke sekolah agar tidak terlambat.
Suatu hari Zahra melihat sepatunya dikenakan oleh seorang gadis cilik adik kelasnya, kemudian terus-terusan diikutinya gadis cilik bersepatu pink tersebut sampai ke depan sebuah rumah. Lalu, bersama dengan Ali didatanginya rumah gadis cilik tersebut, namun betapa ketika dilihatnya sang ayah dari si gadis cilik tadi buta dan masih bekerja sebagai pengasong, maka keduanyapun kemudian mengikhlaskan sepatu tersebut.
Malamnya, malam Ju’m’at, ada acara pengajian di masjid. Ayahnya Ali dipinjami seperangkat alat-alat pertamanan yang dapat digunakannya untuk merawat tamanan di rumah orang-orang kaya di kota oleh temannya. Paginya, hari Ju’mat merupakan hari libur di negara tersebut, ayah Ali dan Ali menuju ke kota untuk menawarkan jasa pemeliharaan taman. Setelah memutari kompleks perumahan elit, dan dengan kecerdasan Ali serta sedikit keberuntungan ada seorang kakek dengan cucunya yang menggunakan jasa perawatan taman kedua ayah beranak tersebut. Dan keduanya awalnya dipanggil bukan karena sisi kakek sedang ingin merawat tamannya, tapi lebih karena si cucunya tersebut meminta agar bisa bermain dengan Ali. Dan merekapun mendapatkan bayaran yang melebihi bayangan mereka sebelumnya.
Namun malang tak bisa ditolak, ketika pulangnya, sepeda yang mereka naiki blong remnya, dan jatuhlah mereka dengan luka yang lumayan serius pada sang ayah, sedangkan Ali cukup baik-baik saja.
Suatu hari di sekolah Ali diadakan pendaftaran untuk lomba lari jarak jauh dan juara ketiga dari lomba tersebut akan mendapatkan sebuah sepatu sneaker yang Ali idam-idamkan akan diberikan kepada adiknya. Ali berusaha ikut walaupun pendaftarannya telah ditutup, setelah membujuk dan menunjukkan kemampuannya berlari akhirnya Ali-pun diterima oleh guru olahraga untuk ikut serta didaftarkan.
Pada hari pertandingan, ternyata tidak semudah itu untuk menjadi juara ketiga, namun berbekal tiap hari Ali harus lari pulang pergi sekolah (karena mengejar waktu agar tidak telat karena harus bergantian sepatu dengan adiknya), dapatlah Ali menjadi lima pelari pertama. Bahkan sempat menjadi yang pertama, saat sadar tidak ada orang didepannya, Ali melambatkan larinya agar menjadi juara ketiga. Ketika disalip oleh beberapa pelari lainnya, Ali sempat jatuh karena disenggol pelari lain tersebut, Ali tidak mau menyerah dan bangkit dan mengejar terus, sampai akhirnya finish di urutan pertama dengan selisih yang sangat tipis dengan urutan kedua dan ketiga. Saat penyerahan hadiah, Ali malah menangis, terbayang wajah kekecewaan adiknya (karena juara pertama hadiahnya bukanlah sepatu sneaker), tapi hanya berupa sebuah piala (penghargaan).
Di lain tempat pada saat yang sama, diperlihatkan ayah Ali sedang berbelanja ke pasar dengan menggunakan sepedanya, terlihat dalam bungkusan membawa dua pasang sepatu berwarna putih dan pink untuk kedua anaknya.
Saat Ali sampai di rumah, adiknya telah menunggu namun Ali tidak berkata apa-apa. Dalam keadaan kakinya yang mengelupas, dimasukkannya kakinya dalam kolam ikan di depan kontrakannya, dan sang ikanpun secara ajaib mengerubungi kaki Ali tersebut. Ali sedih karena gagal mendapatkan sepatu yang akan diberikan pada adiknya
Teori Kepribadian Humanistik Abraham Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut, (a) kebutuhan fisiologis atau dasar, (b) kebutuhan akan rasa aman, (c) kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (sosial), (d) kebutuhan untuk dihargai, dan (e) kebutuhan untuk aktualisasi diri (Abraham Maslow,Wikipedia 2012).

METODE DAN JENIS ANALISIS
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan tekstual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiankualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, dan tindakan dalam bentuk film.

Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi psikologis tokoh Ali sebagai berikut, (a) memiliki, (b) menonton, (c) memahami, (e) mengklasifikasikan, dan (f) mencatat hasil analisis film The Children of Heaven yang berhubungan dengan kondisi psikologis tokoh Ali. Data yang telah ditemukan adalah hasil pengamatan yang terdapat dalam film The Children of Heaven.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data model alir dari pendapat Miles & Hubermas. Peneliti melakukan langkah-langkah untuk menganalisis data sebagai berikut, (a) menandai dan menentukan scene dalam film yang menunjukkan psikologis tokoh yang selaras dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian, (b) mengklasifikasikan isi film yang selaras dengan kajian psikologis humanistik,(c) menyimpulkan hasil klasifikasi isi film yang selaras dengan kajian psiokologi humanistik, (d) apabila hasil penelitian sudah akurat serta data yang dibutuhkan telah lengkap maka penelitian ini dianggap berakhir.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis yaitu film The Children of Heaven karya Majid Majidi.


HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Tokoh Ali
1.     Ali duduk dan minum air













Setelah seharian bersekolah Ali merasa lelah kemudian ia  berjalan menuju ke arah adiknya yaitu zahra yang sedang mencuci piring. Untuk menghilangkan rasa lelahnya Ali kemudian meminum air dan duduk di samping Zahra.

2.      Ali memakan kebab


















Nampak Ali memenuhi kebutuhan akan asupan karbohidrat dengan memakan kebab yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk bertahan hidup.

3.      Ali Tidur











Beristirahat berarti berhenti sesaat untuk melepaskan lelah. Tokoh Ali memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan cara tidur, ia melepas lelah dengan merebahkan tubuhnya di kamar. Ali memejamkan kedua matanya dan tertidur dengan nyenyak, ia kemudian dibangunkan oleh Zahra yang memberi tahukan kepadanya jika di luar hujan dan sepatu yang dicucinya tadi siang kehujanan. Tergambar jelas bahwa Ali memenuhi kebutuhan akan istirahatnya dengan cara tidur lelap.

4.      Ali merendam kakinya yang melepuh











Tokoh Ali merasa kesakitan karena kakinya melepuh setelah mengikuti lomba lari. Ia kemudian menghilangkan rasa sakitnya dengan merendam kakinya yang melepuh ke dalam air yang ada di kolam, lalu kemudian ikan-ikan yang ada di kolam tersebut mengerubungi kaki Ali yang melepuh.

B.     Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan tokoh Ali akan rasa aman nampak jelas ketika kejadian-kejadian berikut:
1.      Ketakutan Ali ketika dimarahi oleh pedagang sayur di Pasar karena ia telah membuat dagangannya berantakan.


2.      Ketakutan Ali ketika dimarahi oleh Ayahnya karena ia meninggalkan ibunya bekerja sendirian.








3.     Ketakutan Ali ketika bertemu dengan penjaga sekolah karena ia selalu telat datang ke sekolah.









4.      Ketakutan Ali ketika naik sepeda dengan Ayahnya karena remnya rusak









5.      Ali berbicara kepada Zahra melalui tulisan karena ia takut jika ayahnya mendengar apa yang mereka bicarakan yaitu tentang sepatu zahra yang ia hilangkan.








C.    Kebutuhan akan Rasa Cinta Kasih
Kebutuhan  akan rasa cinta kasih tokoh Ali pada film ini dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pada gambar ini nampak bahwa tokoh Ali membutuhkan empati seseorang untuk bisa membantu menyelesaikan masalahnya. Ketika ia bertemu dengan guru lain ia kemudian menceritakan masalahnya kepada orang tersebut. Ini menandakan bahwa dia percaya dan butuh bantuan dari orang lain.





2.      Pada gambar ini nampak bahwa tokoh Ali sangat menyayangi adiknya yaitu Zahra. Ia menjahitkan sepatu zahra yang rusak. Sebagai seorang kakak yang baik untuk adiknya sudah seharusnya jika ia harus menyenangkan hati adiknya yaitu zahra maka dari itu ia menjahitkan sepatu ke tukang tambal sepatu di pasar demi adiknya tercinta.







3.      Rasa sayang Ali kepada Zahra sangat besar. Ketika ia memberi tahu zahra bahwa sepatunya hilang ia sangat sedih, ia menyesal karena telah menghilangkan sepatunya. Karena ia tak ingin zahra bersedih kemudian ia memutuskan untuk berusaha mencari lagi sepatu tersebut ke tempat ia menaruh sepatu. Walaupun ia takut kepada pedagang di tempat tersebut karena sebelumnya Ali sudah membuat dagangannya berantakan tapi ia tetap nekat untuk berusaha mencari sepatu zahra karena ia tidak ingin adiknya sedih.






4.      Kekompakan Ali dan Zahra nampak ketikan keduanya mencuci sepatu bersama. Mereka tahu bahwa sepatu tersebut adalah satu-satunya sepatu yang bisa mereka gunakan bersama, namun saat itu sepatu tersebut sangatlah kotor sehingga mereja memutuskan untuk mencuci bersama sepatu tersebut supaya terlihat bagus dan bersih. Sebagai seorang kakak yang baik Ali mencoba untuk selalu menyenangkan hati adiknya. Salah satu caranya adalah dengan mengajak zahra bermain busa ketika sedang mencuci baju bersama. Keceriaan mereka sangat terlihat melalui senyum kebahagiaan keduanya.










5.      Sebagai seorang anak, tokoh ali juga membutuhkan kenyamanan di dalam keluarganya. Hal tersebut nampak ketika sedang makan malam bersama seluruh anggota keluarga. Tokoh Ali sangat menikmati suasana tersebut.






6.      Tokoh Ali mencoba untuk menyenangkan hati  Zahra dengan cara  memberikan sebuah bolpoin untuk zahra. Zahra sangat senang diberi bolpoin dari Ali, begitu juga Ali sangat senang karena melihat zahra senang.






7.      Manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut berlaku di setiap individu, tokoh Ali sebagai makhluk sosial nampak ketika ia dan adiknya diam-diam menyelidiki gadis kecil yang memakai sepatu zahra yang hilang. mereka lantas merasa terharu ketika tahu bahwa ayah dari bocah yang telah memakai sepatu zahra yang hilang adalah seorang yang tuna netra.







8.      Rasa sayang tokoh Ali juga ditampakkan ketika ia membantu Ayahnya untuk mencari pekerjaan di kota. Ia menemani ayahnya untuk mendatangi tiap rumah ke rumah untuk menawarkan jasa ayahnya sebagai tukang kebun. Beberapa kali mereka ditolak dan bahkan hampir dikejar anjing di salah satu rumah yang mereka datangi, namun kemudian ketika Ali meminum air ia mendengar ada seseorang memanggilnya dan menawarinya pekerjaan di rumah tersebut. Awalnya ia dan ayahnya tidak percaya bahwa mereka ditawari pekerjaan, namun ketika mereka akan pergi ada dua orang memanggilnya yaitu seorang kakek dan cucunya. Lalu akhirnya ali dan ayahnya bekerja di rumah kakek itu.







9.      Tokoh Ali menjalin keakraban dengan teman yang baru ia kenal yaitu Alireza dengan cara bermain bersama di ayunan. Mereka langsung akrab pada saat itu terbukti ketika mereka bermain bersama dan mereka terlihat sangat senang.












10.   Kebutuhan akan rasa sayang ditampakkan tokoh Ali ketika ia ingin mengikuti lomba lari yang diadakan oleh walikota. Dengan ekspresi memelas Ari berharap agar guru olahraga bersedia untuk mengizinkan Ali mengikuti lomba lari. Karena rasa iba melihat Ali akhirnya guru tersebut memperbolehkan Ali mengikuti lomba lari tapi ia harus mengikuti tes terlebih dahulu, melihat kecepatan lari Ali yang sangat cepat guru tersebut kemudian memperbolehkan Ali mengikuti lomba lari.







D.    Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri
1.      Tokoh Ali menyembunyikan masalah hilangnya sepatu Zahra karena ia tak ingin dianggap sebagai kakak yang tidak baik oleh ayahnya dan ibunya sehingga ia memnutuskan untuk menyembunyikan hal tersebut.







2.      Setiap hari tokoh Ali harus lari sekencang mungkin agar tidak telat berangkat ke sekolah.





3.      Tokoh Ali mencuci sepatu agar ia percaya diri dan terlihat bersih.






4.      Tokoh Ali membuktikan kepada guru olahraga bahwa ia bisa berlari cepat dan layak mengikuti lomba























E.     Pemenuhan Kebutuhan Aktualisasi Diri
1.      Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri tokoh Ali ditampakkan ketika ia berhasil mendapat nilai ulangan bagus di kelas, hanya ada tiga orang yang mendapat nilai bagus dan Ali merupakan salah satu diantara ketiganya. Ini merupakan hasil belajarnya yang rutin tiap malam.







2.      Berkat seringnya berlari cepat setiap berangkat sekolah karena harus bertukar sepatu terlebih dahulu dengan adiknya yaitu Zahra, Ali mempunyai bakat lari yang sangat baik, ia akhirnya dapat meraih juara 1 dalam lomba lari yang diadakan oleh walikota. Walaupun ia harus kecewa karena ia tidak memperoleh juara tiga dan tidak membawa pulang sepatu yang ia inginkan untuk diberikan kepada Zahra.






KESIMPULAN

Kesimpulan dari analisis ini yaitu tokoh Ali mampu memenuhi hirarki kebutuhan kepribadiannya sesuai dengan teori Maslow. Pertama, kebutuhan fisiologis yang ditemukan pada psikologis tokoh Ali yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, dan kesehatan bagi tubuh, dan kebutuhan akan istirahat/tidur. Kedua, kebutuhan keamanan yang ditemukan pada psikologis tokoh Aliyaitu ketika ia membuat dagangan berantakan di pasar, Ketakutan Ali ketika dimarahi oleh Ayahnya karena ia meninggalkan ibunya bekerja sendiria,. Ketakutan Ali ketika bertemu dengan penjaga sekolah karena ia selalu telat datang ke sekolah. Ketakutan Ali ketika naik sepeda dengan Ayahnya karena remnya rusak dan ketika Ali takut jika ayahnya mendengar apa yang mereka bicarakan yaitu tentang sepatu zahra yang ia hilangkan. Ketiga, kebutuhan sosial yang ditemukan pada psikologis tokoh Ali yaitu kebutuhan mencintai dan dicintai sesama manusia.  Keempat, kebutuhan harga diri yang ditemukan pada psikologis tokoh Ali adalah kebutuhan agar mempunyai harga diri. Kelima, Kebutuhan aktualaisasi diri yang ditemukan pada psikologis tokoh Aliyaitu ketika Ali memperoleh hasil terbaik (sempurna) dan mendapatkan juara dalam perlombaan lari. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.