ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH ALI DALAM FILM THE CHILDREN OF HEAVEN
BERDASARKAN TEORI HUMANISTIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nusus Adabiyah
Dosen Pengampu: Retno Purnama Irawati, S.S., M.A.
Oleh:
Endah Rahmawati
(2303413001)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Walgito (2004:10) mengemukakan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu
yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku atau aktivitas-aktivitas yang
dipandang sebagai manifestasi dari kehidupan psikis manusia. Ilmu psikologi
melihat bahwa perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme dianggap tidak muncul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus
atau rangsang yang mengenai individu atau organisme itu. Perilaku atau
aktivitas dianggap sebagai jawaban atau respon terhadap stimulus yang
mengenainya.
Pendekatan psikologi sastra memiliki kelebihan karena lebih fokus
mengkaji aspek perwatakan. Peneliti memilih untuk menganalisis film The
Children of Heaven karena film The Children of Heaven merupakan film
anak-anak yang bernafaskan Islam dengan tema yang sederhana namun penuh
penyampaian pesan pendidikan dan moral tanpa dibuat-buat.
Menariknya film ini karena menceritakan tentang seorang anak asal Timur
Tengah. Anak itu bernama Ali, ia yang memiliki rasa kasih sayang yang tinggi kepada
adiknya yaitu Zahra serta selalu patuh kepada kedua orang tuanya.
Rumusan Masalah.
Peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
yaitu,
bagaimanakah kondisi psikologis tokoh Ali dalam film The
Children of Heaven berdasarkan teori humanistik?
Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan untuk mengetahui
kondisi psikologis tokoh Ali dalam film The Children of Heaven berdasarkan
teori humanistik
KAJIAN PUSTAKA
Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah interdisiplin ilmu antara psikologi dan
sastra.Purwanto (2007:1) berpendapat bahwa psikologi berati ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia, yang dimaksud dengan tingkah laku disini
ialah segala kegiatan, tindakan, perbuatan manusia baik yang kelihatan maupun
yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk di
dalamnya: cara ia berbicara, berjalan, berfikir/mengambil keputusan, cara ia
melakukan sesuatu, cara bereaksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar
dirinya maupun dari dalam dirinya.
FILM
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) film adalah sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang dipakai
untuk menyimpan gambar negatif dari sebuah objek gambar. Pengertian secara
harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho =
phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi
pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak
dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan
kamera.
Menurut Effendy, film adalah
gambaran secara teatrikal yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di
gedung-gedung bioskop atau televisi atau bisa berbentuk sinetron seri di
televisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa film adalah sebuah potret cerita
kehidupan yang digambarkan oleh sebuah objek yang dimainkan di bioskop,
televisi, atau media lain.
FILM THE CHILDREN OF HEAVEN
Film ini mengambil latar di negara Timur Tengah, negara
Iran tepatnya (namun bukan di kotanya, melainkan di daerah pinggiran) dengan
setting waktu sekitar tahun 1997-an. Diawali dengan tukang sol yang
sedang memperbaiki sepatu butut berwarna pink, yang merupakan sepatunya Zahra,
adik Ali. Sekalian berbelanja di pasar, Ali mengambil sepatu pink tersebut,
namun sayang ketika sedang berbelanja kentang di sebuah toko, sepatu yang
disisipkan di antara sela-sela dagangan toko tersebut diambil oleh seorang
pemulung bergerobak (dengan meminta izin empunya toko). Ali bingung ketika
mendapati tidak ada lagi sepatu adiknya yang telah dijanjikan akan dia bawa
pulang untuk dipakai sekolah keesokan harinya.
Karena takut akan kemarahan ayah
dan ibunya, serta tidak ingin menambah beban keluarga, Ali meminta adikknya,
Zahra, agar tutup mulut. Ali berjanji akan mencari sepatu tersebut sampai
dapat. Namun sampai malampun tidak diketemukannya, sampai akhirnya Ali dimarahi
oleh ayahnya. Dimarahi bukan karena menghilangkan sepatu (karena ayahnya tidak
tahu) melainkan karena meninggalkan ibunya bekerja sendirian.
Ketika ayahnya sedang memecah gula
(dalam film ini gulanya berupa gula batu yang nantinya akan digunakan untuk
minum dalam pengajian di masjid), terlihat betapa keluarga tersebut sangat
menjaga amanah, ketika sedang kekurangan gula mereka tidak mau mengambil secuil
gulapun dari situ.
Sambil belajar, kedua anak itu
memikirkan bagaimana caranya mereka berdua dapat bersekolah dengan menggunakan
sepatu keesokan harinya, sebagai gambaran, si Zahra masuk sekolah pagi dan si
Ali masuk sekolah siang. Selisih waktu antara selesainya kelas Zahra dan masuknya
kelas Ali tidak banyak, diputuskan untuk saling bergantian memakai sepatu Ali
yang masih ada, dipakai Zahra paginya, ketika pulang Ali akan menanti di gang
untuk bergantian sepatu dan berlari sekuat tenaga ke sekolah agar tidak
terlambat.
Suatu hari Zahra melihat sepatunya
dikenakan oleh seorang gadis cilik adik kelasnya, kemudian terus-terusan
diikutinya gadis cilik bersepatu pink tersebut sampai ke depan sebuah rumah.
Lalu, bersama dengan Ali didatanginya rumah gadis cilik tersebut, namun betapa
ketika dilihatnya sang ayah dari si gadis cilik tadi buta dan masih bekerja
sebagai pengasong, maka keduanyapun kemudian mengikhlaskan sepatu tersebut.
Malamnya, malam Ju’mat, ada acara pengajian di masjid.
Ayahnya Ali dipinjami seperangkat alat-alat pertamanan yang dapat digunakannya
untuk merawat tamanan di rumah orang-orang kaya di kota oleh temannya. Paginya,
hari Ju’mat merupakan hari libur di negara
tersebut, ayah Ali dan Ali menuju ke kota untuk menawarkan jasa pemeliharaan
taman. Setelah memutari kompleks perumahan elit, dan dengan kecerdasan Ali
serta sedikit keberuntungan ada seorang kakek dengan cucunya yang menggunakan
jasa perawatan taman kedua ayah beranak tersebut. Dan keduanya awalnya
dipanggil bukan karena sisi kakek sedang ingin merawat tamannya, tapi lebih
karena si cucunya tersebut meminta agar bisa bermain dengan Ali. Dan merekapun
mendapatkan bayaran yang melebihi bayangan mereka sebelumnya.
Namun malang tak bisa ditolak,
ketika pulangnya, sepeda yang mereka naiki blong remnya, dan jatuhlah mereka
dengan luka yang lumayan serius pada sang ayah, sedangkan Ali cukup baik-baik
saja.
Suatu hari di sekolah Ali diadakan
pendaftaran untuk lomba lari jarak jauh dan juara ketiga dari lomba tersebut
akan mendapatkan sebuah sepatu sneaker yang Ali idam-idamkan akan diberikan
kepada adiknya. Ali berusaha ikut walaupun pendaftarannya telah ditutup,
setelah membujuk dan menunjukkan kemampuannya berlari akhirnya Ali-pun diterima
oleh guru olahraga untuk ikut serta didaftarkan.
Pada hari pertandingan, ternyata tidak
semudah itu untuk menjadi juara ketiga, namun berbekal tiap hari Ali harus lari
pulang pergi sekolah (karena mengejar waktu agar tidak telat karena harus
bergantian sepatu dengan adiknya), dapatlah Ali menjadi lima pelari pertama.
Bahkan sempat menjadi yang pertama, saat sadar tidak ada orang didepannya, Ali
melambatkan larinya agar menjadi juara ketiga. Ketika disalip oleh beberapa
pelari lainnya, Ali sempat jatuh karena disenggol pelari lain tersebut, Ali
tidak mau menyerah dan bangkit dan mengejar terus, sampai akhirnya finish di
urutan pertama dengan selisih yang sangat tipis dengan urutan kedua dan ketiga.
Saat penyerahan hadiah, Ali malah menangis, terbayang wajah kekecewaan adiknya
(karena juara pertama hadiahnya bukanlah sepatu sneaker), tapi hanya berupa
sebuah piala (penghargaan).
Di lain tempat pada saat yang sama,
diperlihatkan ayah Ali sedang berbelanja ke pasar dengan menggunakan sepedanya,
terlihat dalam bungkusan membawa dua pasang sepatu berwarna putih dan pink
untuk kedua anaknya.
Saat Ali sampai di rumah, adiknya
telah menunggu namun Ali tidak berkata apa-apa. Dalam keadaan kakinya yang
mengelupas, dimasukkannya kakinya dalam kolam ikan di depan kontrakannya, dan
sang ikanpun secara ajaib mengerubungi kaki Ali tersebut. Ali sedih karena
gagal mendapatkan sepatu yang akan diberikan pada adiknya
Teori Kepribadian Humanistik Abraham Maslow
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi
gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut
memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat
dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hirarki
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut, (a) kebutuhan fisiologis atau dasar,
(b) kebutuhan akan rasa aman, (c) kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
(sosial), (d) kebutuhan untuk dihargai, dan (e) kebutuhan untuk aktualisasi
diri (Abraham Maslow,Wikipedia 2012).
METODE DAN JENIS ANALISIS
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan tekstual. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitiankualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, motivasi, dan tindakan dalam bentuk film.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk memperoleh data
dan informasi mengenai kondisi psikologis tokoh Ali sebagai berikut, (a)
memiliki, (b) menonton, (c) memahami, (e) mengklasifikasikan, dan (f) mencatat
hasil analisis film The Children of Heaven yang berhubungan dengan
kondisi psikologis tokoh Ali. Data yang telah ditemukan adalah hasil pengamatan
yang terdapat dalam film The Children of Heaven.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data
model alir dari pendapat Miles & Hubermas. Peneliti melakukan
langkah-langkah untuk menganalisis data sebagai berikut, (a) menandai dan
menentukan scene dalam film yang menunjukkan psikologis tokoh yang
selaras dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian, (b)
mengklasifikasikan isi film yang selaras dengan kajian psikologis
humanistik,(c) menyimpulkan hasil klasifikasi isi film yang selaras dengan
kajian psiokologi humanistik, (d) apabila hasil penelitian sudah akurat serta
data yang dibutuhkan telah lengkap maka penelitian ini dianggap berakhir.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis yaitu film The Children of
Heaven karya Majid Majidi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Tokoh Ali
Setelah seharian bersekolah Ali merasa lelah kemudian ia berjalan menuju ke arah adiknya yaitu zahra
yang sedang mencuci piring. Untuk menghilangkan rasa lelahnya Ali kemudian
meminum air dan duduk di samping Zahra.
2.
Ali
memakan kebab
Nampak Ali memenuhi kebutuhan akan asupan karbohidrat dengan memakan kebab yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk bertahan hidup.
3.
Ali Tidur
Beristirahat berarti berhenti sesaat untuk melepaskan lelah. Tokoh Ali memenuhi kebutuhan istirahatnya dengan cara tidur, ia melepas lelah dengan merebahkan tubuhnya di kamar. Ali memejamkan kedua matanya dan tertidur dengan nyenyak, ia kemudian dibangunkan oleh Zahra yang memberi tahukan kepadanya jika di luar hujan dan sepatu yang dicucinya tadi siang kehujanan. Tergambar jelas bahwa Ali memenuhi kebutuhan akan istirahatnya dengan cara tidur lelap.
Tokoh
Ali merasa kesakitan karena kakinya melepuh setelah mengikuti lomba lari. Ia
kemudian menghilangkan rasa sakitnya dengan merendam kakinya yang melepuh ke
dalam air yang ada di kolam, lalu kemudian ikan-ikan yang ada di kolam tersebut
mengerubungi kaki Ali yang melepuh.
B. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan
tokoh Ali akan rasa aman nampak jelas ketika kejadian-kejadian berikut:
1. Ketakutan
Ali ketika dimarahi oleh pedagang sayur di Pasar karena ia telah membuat
dagangannya berantakan.
2.
Ketakutan
Ali ketika dimarahi oleh Ayahnya karena ia meninggalkan ibunya bekerja
sendirian.
3. Ketakutan
Ali ketika bertemu dengan penjaga sekolah karena ia selalu telat datang ke
sekolah.
4.
Ketakutan
Ali ketika naik sepeda dengan Ayahnya karena remnya rusak
5. Ali
berbicara kepada Zahra melalui tulisan karena ia takut jika ayahnya mendengar
apa yang mereka bicarakan yaitu tentang sepatu zahra yang ia hilangkan.
C. Kebutuhan akan Rasa Cinta Kasih
Kebutuhan akan rasa cinta kasih tokoh Ali pada film ini
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada
gambar ini nampak bahwa tokoh Ali membutuhkan empati seseorang untuk bisa
membantu menyelesaikan masalahnya. Ketika ia bertemu dengan guru lain ia
kemudian menceritakan masalahnya kepada orang tersebut. Ini menandakan bahwa
dia percaya dan butuh bantuan dari orang lain.
2. Pada
gambar ini nampak bahwa tokoh Ali sangat menyayangi adiknya yaitu Zahra. Ia
menjahitkan sepatu zahra yang rusak. Sebagai seorang kakak yang baik untuk
adiknya sudah seharusnya jika ia harus menyenangkan hati adiknya yaitu zahra
maka dari itu ia menjahitkan sepatu ke tukang tambal sepatu di pasar demi
adiknya tercinta.
3.
Rasa
sayang Ali kepada Zahra sangat besar. Ketika ia memberi tahu zahra bahwa
sepatunya hilang ia sangat sedih, ia menyesal karena telah menghilangkan
sepatunya. Karena ia tak ingin zahra bersedih kemudian ia memutuskan untuk
berusaha mencari lagi sepatu tersebut ke tempat ia menaruh sepatu. Walaupun ia
takut kepada pedagang di tempat tersebut karena sebelumnya Ali sudah membuat
dagangannya berantakan tapi ia tetap nekat untuk berusaha mencari sepatu zahra
karena ia tidak ingin adiknya sedih.
4.
Kekompakan
Ali dan Zahra nampak ketikan keduanya mencuci sepatu bersama. Mereka tahu bahwa
sepatu tersebut adalah satu-satunya sepatu yang bisa mereka gunakan bersama,
namun saat itu sepatu tersebut sangatlah kotor sehingga mereja memutuskan untuk
mencuci bersama sepatu tersebut supaya terlihat bagus dan bersih. Sebagai
seorang kakak yang baik Ali mencoba untuk selalu menyenangkan hati adiknya.
Salah satu caranya adalah dengan mengajak zahra bermain busa ketika sedang
mencuci baju bersama. Keceriaan mereka sangat terlihat melalui senyum
kebahagiaan keduanya.
5. Sebagai
seorang anak, tokoh ali juga membutuhkan kenyamanan di dalam keluarganya. Hal
tersebut nampak ketika sedang makan malam bersama seluruh anggota keluarga.
Tokoh Ali sangat menikmati suasana tersebut.
6. Tokoh
Ali mencoba untuk menyenangkan hati
Zahra dengan cara memberikan
sebuah bolpoin untuk zahra. Zahra sangat senang diberi bolpoin dari Ali, begitu
juga Ali sangat senang karena melihat zahra senang.
7. Manusia
adalah makhluk sosial. Hal tersebut berlaku di setiap individu, tokoh Ali
sebagai makhluk sosial nampak ketika ia dan adiknya diam-diam menyelidiki gadis
kecil yang memakai sepatu zahra yang hilang. mereka lantas merasa terharu
ketika tahu bahwa ayah dari bocah yang telah memakai sepatu zahra yang hilang
adalah seorang yang tuna netra.
8.
Rasa
sayang tokoh Ali juga ditampakkan ketika ia membantu Ayahnya untuk mencari
pekerjaan di kota. Ia menemani ayahnya untuk mendatangi tiap rumah ke rumah
untuk menawarkan jasa ayahnya sebagai tukang kebun. Beberapa kali mereka
ditolak dan bahkan hampir dikejar anjing di salah satu rumah yang mereka
datangi, namun kemudian ketika Ali meminum air ia mendengar ada seseorang
memanggilnya dan menawarinya pekerjaan di rumah tersebut. Awalnya ia dan
ayahnya tidak percaya bahwa mereka ditawari pekerjaan, namun ketika mereka akan
pergi ada dua orang memanggilnya yaitu seorang kakek dan cucunya. Lalu akhirnya
ali dan ayahnya bekerja di rumah kakek itu.
9. Tokoh
Ali menjalin keakraban dengan teman yang baru ia kenal yaitu Alireza dengan
cara bermain bersama di ayunan. Mereka langsung akrab pada saat itu terbukti
ketika mereka bermain bersama dan mereka terlihat sangat senang.
10. Kebutuhan akan rasa sayang ditampakkan tokoh
Ali ketika ia ingin mengikuti lomba lari yang diadakan oleh walikota. Dengan
ekspresi memelas Ari berharap agar guru olahraga bersedia untuk mengizinkan Ali
mengikuti lomba lari. Karena rasa iba melihat Ali akhirnya guru tersebut
memperbolehkan Ali mengikuti lomba lari tapi ia harus mengikuti tes terlebih
dahulu, melihat kecepatan lari Ali yang sangat cepat guru tersebut kemudian
memperbolehkan Ali mengikuti lomba lari.
D. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri
1.
Tokoh
Ali menyembunyikan masalah hilangnya sepatu Zahra karena ia tak ingin dianggap
sebagai kakak yang tidak baik oleh ayahnya dan ibunya sehingga ia memnutuskan
untuk menyembunyikan hal tersebut.
2. Setiap
hari tokoh Ali harus lari sekencang mungkin agar tidak telat berangkat ke
sekolah.
3. Tokoh
Ali mencuci sepatu agar ia percaya diri dan terlihat bersih.
4.
Tokoh
Ali membuktikan kepada guru olahraga bahwa ia bisa berlari cepat dan layak
mengikuti lomba
E. Pemenuhan Kebutuhan Aktualisasi Diri
1.
Pemenuhan
kebutuhan aktualisasi diri tokoh Ali ditampakkan ketika ia berhasil mendapat
nilai ulangan bagus di kelas, hanya ada tiga orang yang mendapat nilai bagus
dan Ali merupakan salah satu diantara ketiganya. Ini merupakan hasil belajarnya
yang rutin tiap malam.
2. Berkat
seringnya berlari cepat setiap berangkat sekolah karena harus bertukar sepatu
terlebih dahulu dengan adiknya yaitu Zahra, Ali mempunyai bakat lari yang
sangat baik, ia akhirnya dapat meraih juara 1 dalam lomba lari yang diadakan
oleh walikota. Walaupun ia harus kecewa karena ia tidak memperoleh juara tiga
dan tidak membawa pulang sepatu yang ia inginkan untuk diberikan kepada Zahra.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari analisis
ini yaitu tokoh Ali mampu memenuhi hirarki kebutuhan kepribadiannya sesuai
dengan teori Maslow. Pertama, kebutuhan fisiologis yang ditemukan pada
psikologis tokoh Ali yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, dan kesehatan bagi
tubuh, dan kebutuhan akan istirahat/tidur. Kedua, kebutuhan keamanan yang
ditemukan pada psikologis tokoh Aliyaitu ketika ia membuat dagangan berantakan
di pasar, Ketakutan Ali ketika dimarahi oleh Ayahnya karena ia meninggalkan
ibunya bekerja sendiria,. Ketakutan Ali ketika bertemu dengan penjaga sekolah
karena ia selalu telat datang ke sekolah. Ketakutan Ali ketika naik sepeda
dengan Ayahnya karena remnya rusak dan ketika Ali takut jika ayahnya mendengar
apa yang mereka bicarakan yaitu tentang sepatu zahra yang ia hilangkan. Ketiga,
kebutuhan sosial yang ditemukan pada psikologis tokoh Ali yaitu kebutuhan
mencintai dan dicintai sesama manusia. Keempat,
kebutuhan harga diri yang ditemukan pada psikologis tokoh Ali adalah kebutuhan agar
mempunyai harga diri. Kelima, Kebutuhan aktualaisasi diri yang ditemukan pada
psikologis tokoh Aliyaitu ketika Ali memperoleh hasil terbaik (sempurna)
dan mendapatkan juara dalam perlombaan lari.
0 komentar:
Posting Komentar